Burung Kuntul

 

BURUNG KUNTUL

Burung kuntul

Kuntul adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ardeidae. Burung ini berkaki panjang, berleher panjang, dan tersebar di seluruh dunia. Burung Cangak dan Kowak juga termasuk keluarga Kuntul.

Burung kuntul sewaktu terbang lehernya membentuk seperti huruf "s" dan tidak diluruskan, berbeda dengan burung dari keluarga Bangau (Ciconiidae) dan Ibis (Threskiornithidae) yang meluruskan leher dan merentangkan kaki-kakinya sewaktu terbang.

Dalam bahasa Melayu, burung dari keluarga Ardeidae dan Ciconiidae disebut Bangau, sedangkan di Indonesia istilah Bangau digunakan untuk burung dari keluarga Ciconiidae.

Habitat burung Kuntul di lahan basah, di pantai atau terumbu karang. Makanan berupa ikan, Katak, dan hewan invertebrata. Spesies seperti Kuntul kerbau (Bubulcus ibis ) memakan serangga yang berukuran lebih besar dan tidak terlalu tergantung pada tanah yang berair.

Pada tahun 2005, ilmuwan Kanada yang bernama Dr Louis Lefebvre mengumumkan metode pengukuran IQ yang berkaitan dengan kebiasaan makan. Berdasarkan metode ini, burung Kuntul merupakan salah satu burung yang paling pintar.

Klasifikasi burung Kuntul mengalami kesulitan karena ada perbedaan pendapat dalam pengelompokan spesies ke dalam dua genus besar: Ardea dan Egretta.


Burung kuntul kecil

Hidupnya bergerombol, mempunyai kaki panjang berwarna hitam gelap. Selain warnanya putih bersih, bentuk tubuhnya agak besar dan ramping dari burung-burung lain yang sedang mencari makan di lahan basah, seperti di kawasan tambak garam di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Paruh runcingnya terlihat cekatan mematok mangsa dalam air, sembari kakinya terus melangkah matanya kembali awas mencari mangsa lainnya. Tidak sedikit diantara mereka yang terlihat berebut makanan.

Ada yang terbang-terbang kecil seperti sedang melemaskan sayapnya, ada pula yang terbang mengitari tambak kemudian kembali ke gerombolan. Dalam kerumunannya adakala dijumpai burung lain seperti gagang bayam timur (Himantopus leucocephalus), atau blekok sawah (Ardeola speciosa).

Dialah burung kuntul kecil, secara fisik mempunyai ukuran antara 55-56 cm. Sementara, bentangan sayap kisaran 88-105 cm. Kuntul kecil merupakan salah satu jenis burung air yang sebagian hidupnya berada di daerah perairan atau lahan basah.

Selain di tambak, burung dengan nama latin Egretta garzetta ini juga sering dijumpai di tepian sungai, sawah, sungai-sungai kecil di pesisir, lumpur maupun beting pasir. Saat beristirahat, burung ini lebih suka bertengger di atas pohon mangrove.

 

Perilaku Mencari Makan

Jamaluddin M Isa, dkk, (2018) dalam Perilaku Mencari Makan Burung Kuntul Kecil (Egretta garzetta) di Kawasan Mangrove Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, mencatat, perilaku mencari makan yang dilakukan burung kuntul kecil ini sangat bervariasi. Setiap perilaku mencari makan diawali oleh aktifitas melangkah dan diikuti oleh aktifitas lain termasuk saat mematuk mangsa.


Berdasarkan penelitian yang dilakukan itu, mereka menyimpulkan bahwa lokasi mencari makan terdiri atas dataran lumpur, tambak dan habitat mangrove. Burung kuntul kecil mencari makan di kawasan perairan mangrove yang terdapat banyak ikan-ikan kecil, katak, udang, dan kepiting sebagai mangsanya.

Pola mencari makan yang dilakukan mempunyai 5 jenis perilaku. Frekuensi perilaku mencari makan lebih bervariasi saat sore hari, sehingga lebih aktif. Berdasarkan frekuensi, teramati perilaku mencari makan langkah-patuk-gagal merupakan perilaku dengan frekuensi tertinggi saat pengamatan dilakukan, rata-rata sampai 3-4 kali patukan per 10 menit.

Kemudian, diikuti pola mencari makan langkah-patuk-sukses-telan rata-rata sampai 3 kali patukan per 20 menit, langkah-berhenti-patuk-gagal sampai 2 kali per 10 menit, memutar kaki-patuk gagal-berhenti rata-rata 1 kali per 10 menit, berputar kaki-patuk sukses-telan berhenti sampai 10-12 patukan per 10 menit, tergantung banyaknya mangsa yang terdapat pada tiap lokasi mencari makannya. Hal tersebut dipengaruhi pada setiap lokasi mempunyai perbedaan kelimpahan pakan atau mangsa yang dapat diburu.

 


 

Waktu Berbiak

Dalam masa berbiak burung yang dikenal juga dengan sebutan little egret ini muncul bulu-bulu tambahan berupa rumbai-rumbai disekitar leher punggung dan sayap. Umumnya, berbiak pada bulan Maret sampai Juli. Di rentang waktu ini biasa banyak ditemukan burung kuncul kecil dengan kondisi badanya yang berumbai-rumbai.

Happy Ferdiansyah (29), pengamat burung dari Anak Burung Birdbanding Club menjelaskan, untuk tempat berbiak burung kuntul kecil lebih memilih pohon yang jauh dari aktivitas manusia. Mereka membentuk sarangnya dari ranting-ranting pohon tersebut. Umumnya sarang dibuat di atas pohon bakau. Sementara, masa pengeraman sampai menetas sekitar tiga minggu. Sedangkan jumlah telur antara 2 atau 3 butir.

Burung kuntul kecil merupakan burung pemangsa yang mempunyai peran penting dalam rantai makanan. Untuk itu keberadaanya sangat penting sebagai salah satu komponen keseimbangan lingkungan. Jika hilang, maka dapat mengganggu kestabilan ekosistem, utamanya di hutan mangrove.

Lebih lanjut dia menjelaskan, faktor terbesar yang menjadi ancaman keberadaan burung kuntul kecil yaitu perburuan, pemakaian pestisida yang berlebihan. Selain itu juga alih fungsi lahan. Untuk itu, dia berharap masyarakat bisa lebih menjaga keutuhan kawasan dan juga kelestarian lingkungan. Penggunaan pestisida atau bahan-bahan kimia lainnya perlu dikurangi.

Burung yang masuk dalam ordo Ciconiiformers dan famili Ardeidae ini tersebar di seluruh belahan dunia seperti Eropa, Australasia, Afrika, Asia, begitu juga Indonesia. Diantaranya seperti Jawa, Sumatra, Bali dan Kalimantan.

Dari 24 spesies famili Ardeidae setengah diantaranya merupakan burung yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa.

Komentar

Posting Komentar